Hambaku meminta, maka akan Aku kabulkan, demikianlah janji Allah kepada hambanya, sedangkan janji Allah itu pasti, tidaklah seperti janji manusia yang sering di ingkari, namun pertanyaannya adalah mengapa dalam kenyataannya begitu sulit do'a itu dikabulkan?, bahkan setelah mencari-cari tempat yang makbul, do'a yang makbul serta cara yang makbul sekalipun, tetap saja terasa sulitnya do'a itu terkabul, padahal janji Allah sedemikian pastinya, hal ini tentu saja dapat atau mudah membuat orang menjadi frustasi, dikarenakan do'a nya tidak terkabul terus, padahal dia telah berusaha dengan segala cara, bahkan dikarenakan frustasinya, orang menjadi nekat untuk meminta kepada selain Allah, melalui dukun ataupun menjual jiwanya kepada syaitan, sungguh sangat di sayangkan demi terpenuhinya keinginan orang sampai rela bermusyrik diri.
Pertama-tama kita akan mencoba untuk mengamati hubungan antara Robb dengan hambanya, bagaimanakah seharusnya seorang hamba sejati terhadap rajanya, tentunya seorang hamba akan tunduk, takluk, taat, hormat, setia, membela, menjaga serta meninggikan rajanya, demikian hubungan hamba dengan rajanya, dapat dibayangkan betapa hubungan antara hamba sejati dengan tuhannya, yang seharusnya jauh lebih hebat dibandingkan terhadap rajanya, namun kenyataan yang umum terjadi adalah keluh kesah, tidak sesuai keinginan, serta beribu-ribu alasan lainnya yang pada dasarnya adalah berkeberatan atas ketentuan dan rencana tuhannya yang Maha Sempurna lagi Maha Mengetahui, Allah lah yang menciptakan manusia, tentu saja hanya Allah saja yang mengetahui apa yang terbaik bagi setiap manusia pada setiap saatnya, sebagaimana Allah berkata, bahwa apa yang baik menurut kamu belum tentu baik di mata Allah dan apa yang buruk menurut kamu bisa saja baik di mata Allah, inilah salahsatu kemungkinan tidak terkabulnya do'a yang dikarenakan tanpa kita sadari bahwa pada saat itu kita sedang berpaling dari kehambaan kepada Allah, yang tentu saja janji Allah adalah hanya untuk hambanya.
Kemudian kita coba pula untuk mengamatinya dari sisi pertentangan do'a itu sendiri, misal kita berdo'a untuk meminta sesuatu yang sebenarnya tidak baik bahkan mungkin saja sangat berbahaya bagi kita, sedangkan Allah tentu saja sangat mengetahui apa yang baik bahkan yang terbaik, juga sangat mengetahui apa yang buruk bahkan yang terburuk bagi kita pada setiap saatnya, Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang sangat menyayangi hambanya, bahkan kita pun dalam berdo'a sudahlah selayaknya mengawali do'a itu dengan Basmallah, yang berarti pula kita memohonkan kepada yang Maha Pengasih agar di kabulkan, sekaligus kita memohonkan pula kepada yang Maha Penyayang untuk melindungi kita dari permintaan yang dapat mengakibatkan keburukan bagi kita sendiri, maupun bagi orang lain, sebagaimana kita menyayangi anak-anak kita, tentu saja karena sayangnya kepada si anak, kita tidak akan menuruti permintaan si anak seandainya permintaanya dapat membahayakan dirinya sendiri ataupun orang lain dikarenakan belum mengerti betul dengan apa yang dimintanya, misalnya anak balita ingin bermain-main dengan pisau atau gunting yang tajam, namun bila mereka sudah cukup besar dan sudah mengerti, tentu kita akan memberikannya, atau kita akan memberitahukan bahwa nanti kalau sudah besar tentu akan di berikan.
Tentu saja lain halnya apabila kita memintanya kepada selain Allah, kepada manusia lain misalnya, yang sama-sama kurang ataupun tidak mengerti, yang juga kepunyaannya sangatlah terbatas, tentu bila memiliki akan memberi walaupun akibatnya dapat menjadi berbahaya, sedangkan bila tidak punya tentu saja tidak dapat membantu, apalagi bila kita meminta kepada musuh manusia yang penuh iri dengki, yaitu syaitan yang juga penuh keterbatasan, bila ia mampu tentu hanya akan membantu kepada yang membawa keburukan, kalaupun ia tidak mampu, ia akan membujuk kita untuk berkeluh kesah, berpayah-payah diri juga mendorong kita dengan fitnahnya agar berputus asa.
Disisi lain, sebenarnya banyak do'a-do'a tak langsung yang lebih makbul bila dibandingkan dengan do'a yang langsung untuk diri sendiri, dikarenakan bila kita mendo'akan orang lain dengan tulus, maka kitapun akan mendapatkan yang sama dengan orang yang kita do'akan tersebut , sebagai contoh, kita memberi salam kepada sepuluh orang dengan tulus dan benar, maka kita akan mendapatkan sepuluh do'a salam, lalu mereka menjawab salam kita, maka kita mendapatkan sepuluh tambahan lagi, jadi dengan satu salam kita mendapatkan dua puluh do'a salam, pada saat kita selesai shalat membaca salam kanan dan kiri yang berarti salam pada seluruh umat, tentu saja kita akan menerima salam yang sangat banyak karenanya, contoh-contoh lainnya, do'a-do'a kepada yang sedang sakit, pernikahan, yang meninggal, yang akan pergi ataupun pulang berhaji juga yang tidak kalah luarbiasanya adalah do'a yang pasti dikabulkan yaitu bershalawat kepada Rasulullah SAW. beserta keluarganya, bersyukur, karena segala-sesuatu yang di syukuri akan dilipat gandakan oleh Allah.
Setelah semua pembahasan tersebut di atas, kiranya dapatlah di ambil suatu kesimpulan kecil, ataupun kesimpulan sederhana, bahwa kita perlu lebih bijaksana dalam berdo'a ataupun meminta kepada Allah, dengan mempertimbangkan kepantasan serta keamanan dari permintaan kita tersebut, yang dibarengi dengan tawadhu, bersabar juga banyak-banyak bersyukur dengan apa yang telah dan sedang kita miliki baik benda maupun kesehatan kita, memelihara salam, banyak membantu dan mendo'akan orang lain, di awali dengan Basmallah serta di akhiri dengan shalawat nabi, dengan penuh penghayatan kepada yang Maha Pengasih, Maha Kaya, Maha Memberi serta Maha Penyayang.
Pertama-tama kita akan mencoba untuk mengamati hubungan antara Robb dengan hambanya, bagaimanakah seharusnya seorang hamba sejati terhadap rajanya, tentunya seorang hamba akan tunduk, takluk, taat, hormat, setia, membela, menjaga serta meninggikan rajanya, demikian hubungan hamba dengan rajanya, dapat dibayangkan betapa hubungan antara hamba sejati dengan tuhannya, yang seharusnya jauh lebih hebat dibandingkan terhadap rajanya, namun kenyataan yang umum terjadi adalah keluh kesah, tidak sesuai keinginan, serta beribu-ribu alasan lainnya yang pada dasarnya adalah berkeberatan atas ketentuan dan rencana tuhannya yang Maha Sempurna lagi Maha Mengetahui, Allah lah yang menciptakan manusia, tentu saja hanya Allah saja yang mengetahui apa yang terbaik bagi setiap manusia pada setiap saatnya, sebagaimana Allah berkata, bahwa apa yang baik menurut kamu belum tentu baik di mata Allah dan apa yang buruk menurut kamu bisa saja baik di mata Allah, inilah salahsatu kemungkinan tidak terkabulnya do'a yang dikarenakan tanpa kita sadari bahwa pada saat itu kita sedang berpaling dari kehambaan kepada Allah, yang tentu saja janji Allah adalah hanya untuk hambanya.
Kemudian kita coba pula untuk mengamatinya dari sisi pertentangan do'a itu sendiri, misal kita berdo'a untuk meminta sesuatu yang sebenarnya tidak baik bahkan mungkin saja sangat berbahaya bagi kita, sedangkan Allah tentu saja sangat mengetahui apa yang baik bahkan yang terbaik, juga sangat mengetahui apa yang buruk bahkan yang terburuk bagi kita pada setiap saatnya, Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang sangat menyayangi hambanya, bahkan kita pun dalam berdo'a sudahlah selayaknya mengawali do'a itu dengan Basmallah, yang berarti pula kita memohonkan kepada yang Maha Pengasih agar di kabulkan, sekaligus kita memohonkan pula kepada yang Maha Penyayang untuk melindungi kita dari permintaan yang dapat mengakibatkan keburukan bagi kita sendiri, maupun bagi orang lain, sebagaimana kita menyayangi anak-anak kita, tentu saja karena sayangnya kepada si anak, kita tidak akan menuruti permintaan si anak seandainya permintaanya dapat membahayakan dirinya sendiri ataupun orang lain dikarenakan belum mengerti betul dengan apa yang dimintanya, misalnya anak balita ingin bermain-main dengan pisau atau gunting yang tajam, namun bila mereka sudah cukup besar dan sudah mengerti, tentu kita akan memberikannya, atau kita akan memberitahukan bahwa nanti kalau sudah besar tentu akan di berikan.
Tentu saja lain halnya apabila kita memintanya kepada selain Allah, kepada manusia lain misalnya, yang sama-sama kurang ataupun tidak mengerti, yang juga kepunyaannya sangatlah terbatas, tentu bila memiliki akan memberi walaupun akibatnya dapat menjadi berbahaya, sedangkan bila tidak punya tentu saja tidak dapat membantu, apalagi bila kita meminta kepada musuh manusia yang penuh iri dengki, yaitu syaitan yang juga penuh keterbatasan, bila ia mampu tentu hanya akan membantu kepada yang membawa keburukan, kalaupun ia tidak mampu, ia akan membujuk kita untuk berkeluh kesah, berpayah-payah diri juga mendorong kita dengan fitnahnya agar berputus asa.
Disisi lain, sebenarnya banyak do'a-do'a tak langsung yang lebih makbul bila dibandingkan dengan do'a yang langsung untuk diri sendiri, dikarenakan bila kita mendo'akan orang lain dengan tulus, maka kitapun akan mendapatkan yang sama dengan orang yang kita do'akan tersebut , sebagai contoh, kita memberi salam kepada sepuluh orang dengan tulus dan benar, maka kita akan mendapatkan sepuluh do'a salam, lalu mereka menjawab salam kita, maka kita mendapatkan sepuluh tambahan lagi, jadi dengan satu salam kita mendapatkan dua puluh do'a salam, pada saat kita selesai shalat membaca salam kanan dan kiri yang berarti salam pada seluruh umat, tentu saja kita akan menerima salam yang sangat banyak karenanya, contoh-contoh lainnya, do'a-do'a kepada yang sedang sakit, pernikahan, yang meninggal, yang akan pergi ataupun pulang berhaji juga yang tidak kalah luarbiasanya adalah do'a yang pasti dikabulkan yaitu bershalawat kepada Rasulullah SAW. beserta keluarganya, bersyukur, karena segala-sesuatu yang di syukuri akan dilipat gandakan oleh Allah.
Setelah semua pembahasan tersebut di atas, kiranya dapatlah di ambil suatu kesimpulan kecil, ataupun kesimpulan sederhana, bahwa kita perlu lebih bijaksana dalam berdo'a ataupun meminta kepada Allah, dengan mempertimbangkan kepantasan serta keamanan dari permintaan kita tersebut, yang dibarengi dengan tawadhu, bersabar juga banyak-banyak bersyukur dengan apa yang telah dan sedang kita miliki baik benda maupun kesehatan kita, memelihara salam, banyak membantu dan mendo'akan orang lain, di awali dengan Basmallah serta di akhiri dengan shalawat nabi, dengan penuh penghayatan kepada yang Maha Pengasih, Maha Kaya, Maha Memberi serta Maha Penyayang.
0 komentar:
Posting Komentar